Panduan Budidaya Tanaman Sayuran – Anas D. Susila
BUDIDAYA BAWANG DAUN
Nama Latin: Allium fistulosum L.
Nama Inggris: Welsh onion
Famili : LILIACEAE
1. Cultivar
- Rp (Lokal Cipanas), Fragrant, Miranda, Freda, Lorie, Linda
2. Pembibitan dengan Persemaian
- Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang lahan. Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
- Bedengan diberi atap plastik bening setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
- Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
- Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
- Setelah berkecambah penutup dibuka.
- Penyiraman setiap hari.
- Tanaman dipupuk dengan pupuk daun sebanyak 1/3 - 1/2 dosis anjuran dengan cara semprot (umur 1 bulan).
- Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm siap dipindah tanamkan.
- Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat.
- Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan akar/daun tua.
- Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa rumpun baru yang terdiri atas 1-3 anakan.
- Buang sebagian daun.
- Bibit disimpan di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari.
3. Pengolahan Lahan
- Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.
- Pembedengan untuk tanah sawah/tanah darat (lahan kering):
a) Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.
b) Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga gembur.
c) Buat parit untuk pemasukan dan pengeluaran air.
d) Buat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 30 cm dengan lebar antar bedengan 25-30 cm.
e) Campur merata dengan tanah, 10-15 ton/ha pupuk kandang dan ratakan permukaan bedengan. - Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
- Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekomendasi Pupuk untuk Bawang Daun pada Tanah Mineral dengan Tingkat Kandungan P dan K Sedang (Maynard and Hocmuth, 1999)
4. Penanaman
- Biasanya ditanaman dengan pola tanam tumpang sari.
- Bibit ditanam di antara tanaman utama yang berumur lebih panjang dari bawang daun.
- Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah dipanen.
- Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman cabe, wortel dan sayuran daun lain.
- Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
- Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.
- Sebelum penanaman, bibit dari persemaian dicabut dengan hati-hati, sebagian akar dan daun dipotong.
- Sebagian akar dari bibit dari rumpun induk juga dibuang.
- Rendam dalam larutan fungisida konsentrasi rendah (30-50 prosen dari dosis anjuran) selama 10-15 menit.
- Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di sekitar pangkal bibit pelan-pelan.
5. Pemeliharaan
- Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam. Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu dan 6 minggu dengan cangkul/kored.
- Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen
- Potong tangkai bunga dan daun tua untuk merangsang pertumbuhan anakan.
- Siram 2 kali sehari
- Tidak boleh becek/terlalu basah.
- Penyemprotan pestisida gunakan jika perlu /jika sudah ada tanda-tanda awal munculnya hama dan penyakit.
- Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.)
Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat. - Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
Pengendalian kimia: umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; Insektisida berupa Dursban 20 EC atau Hostahion 40 EC. - Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.)
Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP. - Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.)
Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. Fungisida yang digunakan adalah Antracol 70 WP, Dithane M- 45, Orthocide 50 WP atau Difolatan 4F. - Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp)
Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP. - Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.)
Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk.
Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP. - Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.)
Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak.
Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan fungisida Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.
6. Panen
- Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.
- Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.
- Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
- Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.
7. Pascapanen
- Bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.
- Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya.
- Berat tiap ikatan 25-50 kg.
- Daun bawang disortir berdasarkan diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar (1,5-2 cm)
- Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/ disemprot dan dikeringanginkan.
- Ujung daun dipotong sekitar 10 cm.
- Simpan pada temperatur 0,8-1,4o C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot.
- Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa. Atau di dalam keranjang plastik kapasitas 20 kg.
0 comments:
Post a Comment