Gaya atau Aliran Seni Rupa Mancanegara
Aliran atau gaya dalam seni rupa dibedakan berdasarkan prinsip pembuatannya.Kemunculan suatu gaya atau kreativitas dalam rangka mendapatkan keunikan bisa relatif bersamaan atau meneruskan gaya sebelumnya secara selaras atau bertentangan.
Aliran ataupun gaya dalam seni rupa merupakan sebuah pijakan bagi kita untuk mempelajari dan memahami seni rupa itu sendiri.
Agar tidak terlalu jauh, apresiasi tentang aliran seni rupa ini dimulai dari periode Klasikisme di mancanegara yang lebih dikenal dengan Modern Art.
A. Realisme (1800-an)
Aliran ini memandang dunia sebagai sesuatu yang nyata.
Lukisan adalah sejarah bagi zamannya.
Pelukis/pembuat karya seni bekerja berdasarkan kemampuan teknis dan realitas yang diserap oleh indra penglihatannya. Fantasi dan imajinasi harus dihindari.
Namun, pada perkembangannya terjadi dua kecenderungan. Ada yang memilih objek yang bagus/enak dilihat, ada pula yang memilih objek yang jelek/tidak enak dilihat (kumuh, mengerikan).
Dari aliran ini berkembang aliran ;
- Realisme Cahaya : Impresionisme
- Realisme Baru/Sosial : Menggunakan objek dampak industri di perkotaan
- Realisme Fotografis : Dikaitkan dengan keberadaan dan kekuatan untuk menyamai hasil fotografi yang sangat detail dalam menangkap objek.
B. Naturalisme
Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang indah dan membuai saja, secara visual persis seperti objek aslinya (fotografis).
Dalam perkembangannya cenderung memperindah objek secara berlebihan.
Tokohnya : Rembradt, George Cole, john Constable, Luis Alvares Catalia, William Callow
C. Romantisme (1818)
Aliran ini mengembalikan seni pada emosi yang lebih bersifat imajiner.
Awalnya melukiskan kisah atau kejadian yang dramatis ataupun dhasyat. dalam melukiskannya, baik dari pengaturan estetika maupun aktualitas piktorialnya selalu melebihi kenyataan.
Warna lebih meriah, gerakan lebih lincah, emosi lebih tegas.
Tokohnya : Theodore Gericault, Eugene Delacroix
D. Impresionisme/Realisme Cahaya/Light Painting (1874)
Dikenal dengan paham lukisan cepat.
Karena aliran ini menangkap keindahan yang ada pada saat tertentu yang harus segera dipindahkan menjadi karya seni.
Setiap waktu berubah, maka keadaan ikut berubah dan keindahan yang tertangkap oleh penglihatan ikut berubah juga. Sehingga paham ini tidak mementingkan detil melainkan kesan sesaat.
Tokohnya : Monet dan Pissaro.
E. Ekspresionisme (1900-an)
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.
Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik.
Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Ekspressionisme = Ungkapan kebebasan dan keberanian berekspresi terhadap bentuk, warna sangat kuat dalam aliran ini.
Tokohnya : Affandi (Indonesia), Vincent Van Gogh.
F. Fauvisme (1900-an)
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern.
Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905,
Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.
Fauvisme merupakan aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.
Tokohnya : Henri Matisse, André Derain, Georges Braque, Albert Marquet, Henri Manguin, Charles Camoin, Henri Evenepoel, Jean Puy, Maurice de Vlaminck, Raoul Dufy, Othon Friesz, Georges Roua.
G. Kubisme (1907)
Kubisme adalah sebuah gerakan seni avant-garde abad ke-20 yang dirintis oleh Pablo Picasso dan Georges Braque.
Gerkaan seni ini membuat revolusi dalam lukisan dan pahatan Eropa, dan menginspirasi gerakan sejenis dalam musik dan sastra.
Cabang pertama kubisme, yaitu Kubisme Analitis, adalah gerakan seni radikal dan berpengaruh yang muncul antara 1907 dan 1911 di Perancis.
Pada fase kedua, Kubisme Sintetis, gerakan ini menyebar dan masih ada sampai sekitar tahun 1919, ketika gerakan Surealisme mulai dikenal masyarakat.
Sejarawan seni Inggris, Douglas Cooper menjelaskaan tiga fase Kubisme dalam bukunya, The Cubist Epoch.
Menurut Cooper ada yang namanya "Kubisme Awal" (1906-1908) ketika gerakan ini mulai dikembangkan di studio Picasso dan Braque; fase kedua disebut "Kubisme Tinggi" (1909-1914) ketika Juan Gris muncul sebagai seniman berpengaruh; dan akhirnya "Kubisme Akhir" (1914-1921) sebagai fase terakhir Kubisme sebagai gerakan avant-garde radikal.
Dalam karya seni kubisme, benda dipecahkan, dianalisis, dan diatur kembali dalam bentuk abstrak—daripada menampilkan obyek dari satu sudut pandang, seniman menampilkan subyek dari berbagai sudut pandang untuk menjelaskan subyek dalam konteks yang lebih besar. Kadang permukaan bersilangan dalam sudut acak, sehingga menghapus kedalaman lukisan yang jelas. Latar dan obyek menembus satu sama lain untuk membentuk ruang ambigu dangkal yang menjadi salah satu karakteristik khusus dari kubisme.
Benda-benda yang menjadi obyek karyanya dibuat menjadi bentuk sederhana mirip bentuk-bentuk kubus.
Kubisme dapat dibedakan menjadi kubisme analisis (obyek dipecah-pecah menjadi bentuk geometris) dan kubisme sintetik (bentuk geometris disusun menjadi obyek).
Tokohnya : Pablo Picasso.
H. Futurisme
Futurisme dari bahasa Perancis, futur atau bahasa Inggris, future yang keduanya berarti "masa depan" adalah sebuah ilmu yang mempelajari masa depan.
Selain itu aliran ini juga merupakan sebuah aliran seni yang avant-garde atau sebelum masanya, terutama pada tahun 1909.
Aliran ini terutama paling kuat muncul di Italia, meskipun ada juga pengikut-pengikutnya di Britania Raya dan Rusia.
Tokohnya : Antonio Sant'elia
I. Dadaisme (1916)
Dada atau Dadaisme merupakann gerakan budaya yang lahir di wilayah netral, yaitu Zürich, Switzerland, selama masa Perang Dunia I (1916-1920).
Gerakan ini meliputi seni visual, sastra (puisi, pertunjukan seni, teori seni), teater dan desain grafis.
Gerakan ini berfokus pada politik anti perangnya melalui penolakan pada aturan seni yang berlaku melalui karya budaya anti seni.
Kegiatan gerakan ini antara lain pertemuan umum, demonstrasi dan publikasi jurnal seni/sastra. Seni, politik, dan budaya menjadi topik utama dalam publikasi mereka.
Gerakan ini mengilhami kemunculan gerakan-gerakan sesudahnya: Avant-garde, gerakan musik kota, serta kelompok lain seperti Surrealisme, Nouveau Réalisme, Pop Art dan Fluxus.
Tokohnya : Guillaume Apollinaire, Hans Arp, Hugo Ball, Johannes Baader, John Heartfield, Arthur Cravan, Jean Crotti, Theo van Doesburg, Marcel Duchamp, George Grosz, Max Ernst, Elsa von Freytag-Loringhoven, Hannah Höch, Marsden Hartley, dll.
J. Surealisme (1937)
Paham adanya sesuatu yang nyata dan tidak nyata melatarbelakangi aliran ini yang menyukai gambaran alam mimpi yang imajinatif dan kadang menakjubkan.
Aliran ini dipengaruhi oleh teori psikoanalisis Sigmund Freud yang menyatakan bahwa alam pikiran manusia terdiri dari alam sadar (dalam kontrol kesadaran/ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam kontrol kesadaran/terlupakan).
Dalam karya aliran ini, alam nyata dan keserbabisaan mimpi terpadu, sehingga menampakkan kesan aneh atau fantastik.
Selanjutnya terdapat dua kcenderungan, yaitu :
1. Surealisme Figuratif
Penampakannya masih realistik, meskipun tidak wajar, sehingga penguasaan teknik tetap diperlukan.
Tokohnya : Carlo Carra, Gino Severini, Giorgio de Chirico, Marc Chagall, Salvador Dali
2. Surealisme Abstraktif
Sudah digayakan mendekati abstrak
Tokohnya : Joan Miro, Paul Klee, Wilfredo Lam
Download SENI RUPA MANCANEGARA dalam Format Ms. Word 2007 disini.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment