Saya ‘Bermimpi’ Obama Ke Jonggol

/ Sunday, September 4, 2011 /

Oleh Muhaimin Iqbal

Setelah memuat tulisan saya kemarin, saya kembali ‘bermimpi’ – ini cara lain untuk mencapai sesuatu yang nampaknya memang masih jauh. Dalam ‘mimpi’ saya kali ini, ada anak (yang pernah tinggal di) Menteng – yang membaca tulisan saya – anak ini sekarang menjadi orang gedean yang bernama Obama. Karena sudah suntug dengan persoalan ekonomi yang dihadapinya, professor-professor ekonomi dari universitas-universitas mereka yang konon terbaik di dunia-pun tidak juga bisa bantu atasi – maka si Obama yang semasa kecil familiar dengan lingkungan Muslim ini – ingin mencoba cara lain untuk menyelamatkan ekonomi negerinya.

Maka dia memerintahkan secret service-nya untuk mengamankan suatu iring-iringan perjalanannya yang tidak biasa, yaitu ke sebuah madrasah kecil di Jonggol - Madrasah Al-Qur’an Daarul Muttaqiin.

Di Madrasah inilah dalam ‘mimpi’ tersebut rombongan ini kami terima secara lesehan - sebagaimana majlis-majlis kami lainnya. Dalam rombongan besar Obama diajak serta menteri luar negerinya yang bersusah payah menyesuaikan kebiasaan tuan rumah dengan berjilbab, menteri keuangan dan juga chairman dari bank sentral-nya (the Fed), adapun dari kami ada saya sendiri didampingi para ustadz dan para santri yang tengah menghafal dan mendalami Al-Qur’an.

Dengan bahasa Indonesia yang (masih) dikuasai-nya cukup baik, Obama menyampaikan maksudnya kurang lebih sebagai berikut : “ ...setelah membaca tulisan Anda, kami berpikir untuk pingin tahu lebih jauh – aplikasi dari teori Anda tersebut untuk mengatasi problem yang kami hadapi...”.

Kemudian dia meminta menteri-menterinya menjelaskan lebih detil apa yang mereka hadapi. Menteri keuangan mereka menjelaskan tentang bagaimana system ekonomi yang ditempuh selama ini, dilanjutkan penjelasan the fed chairman tentang bagaimana mereka terus mencetak uang dari awang-awang (thin air) selama ini, dan yang terakhir penjelasan menteri luar negerinya mengenai mengapa mereka nyaris bangkrut – karena membiaya perang yang begitu mahal di Iraq, Afganistan, Lybia dan entah mana lagi.

Mendengar paparan team ini, kami berdiskusi sejenak dengan para santri dan para ustad. Di antara mereka ada yang bersikeras – jangan dibantu orang-orang seperti ini, mereka selama ini telah kurang ajar sama saudara-saudara Muslim kita di belahan dunia lain, bahkan mereka jelas-jelas bersekongkol dengan musuh abadi umat ini yaitu yahudi laknatullah – mengapa harus dibantu ?.

Tetapi kemudian kami ingat, bahwa ulama besar kita yaitu Imam As-Syahid Hasan al Banna dalam nasihatnya tentang urut-urutan amal pernah menyampaikan bahwa urutan terakhir dari amal kita adalah kalau kita sudah sampai bisa menjadi ustadziyatul ‘alam atau guru bagi dunia – siapa tahu dengan memberi nasihat ke rombongan Obama kali ini – kita bisa mewujudkan hal tersebut. Maka akhirnya kami sepakat untuk memberikan butir-butir solusi aplikatif bagi ekonomi mereka. Saya yang ditunjuk untuk menjadi juru bicaranya para ustadz dan santri Madrasah Al-Quran ini, akhirnya menyampaikan butir-butir ini ke Obama dan teamnya sebagai berikut :

Pertama : “ Anda harus berani menon-aktifkan uang Anda dan menggantinya dengan emas dan perak secepatnya. Semakin lama Anda pertahankan, akan semakin runyam ekonomi Anda dan juga ekonomi dunia. Untuk ini Anda tidak usah susah-susah memikirkan system penggantinya jauh-jauh. 

Ada LSM di negeri Anda yang siap membantu Anda yaitu GATA, bahkan LSM ini sudah sejak 10 tahun lalu menyiapkan draft pidato Anda untuk malam pembubaran Dollar . Pidato ini harus Anda bacakan ke rakyat Anda Ahad malam Senin sepulang Anda dari sini”.

Kedua : “Anda harus merubah segala system peraturan yang ada di negeri Anda agar terjadi pemerataan ekonomi. Agar tidak terjadi sejumlah orang di negeri Anda sangat kaya – tetapi Anda sibuk mencari hutangan baru untuk membiayai tunjangan sosial bagi rakyat Anda yang miskin, para veteran dlsb.”

Nggak sabar menunggu penjelasan saya, Obama menyela : “Tetapi bagaimana kongkritnya pak ? ”.

Begini, ada setidaknya tiga sektor yang akan membantu pemerataan ekonomi ini.

Pertama adalah sektor permodalan (capital) : “Di system capitalist Anda , capital adalah for the privilege of few, berjuta orang mengumpulkan uang di bank-bank Anda , tetapi yang bisa mengakses uang di bank tersebut untuk aktivitas produktif hanyalah beberapa orang saja – selebihnya masyarakat hanya menggunakan uang bank secara konsumtif yang membuat masyarkat Anda juga terlilit hutang kartu kredit dlsb. Berjuta orang rela menaruh uangnya di pasar-pasar modal Anda, tetapi pasar modal Anda hanya menjadi seperti casino raksasa – ini yang menjadikan rakyat Anda berjudi dengan modal yang mereka miliki – bukan menggunakannya untuk sektor riil !. Tentang hal ini Anda bisa mengirim team untuk belajar detil tentang koperasi dan BMT di negara-negara yang selama ini Anda sepelekan. Koperasi dan BMT inilah selama ini sudah belajar menggalang dan menggunakan capital secara bersama, capital yang dikumpulkan oleh orang banyak – juga harus available untuk orang banyak”.

Kedua adalah sektor sumber daya (resources) : “Jangan sampai sumber daya alam Anda – lagi-lagi hanya dikuasai untuk kepentingan segelintir orang. Fokus pengelolaan sumber daya Anda harus pada manfaat seluruh rakyat Anda. Bila selama ini ada sekelompok pengusaha yang menguasainya secara berlebihan hanya untuk kelompoknya sendiri atau bahkan dikuasai lahannya hanya untuk spekulasi – maka pemerintah Anda harus mencabut hak penguasaannya dan memberikan kepada pihak-pihak yang bisa memakmurkannya untuk kepentingan masyarakat luas.”

Ketiga adalah sektor pasar: “Tidak mudah untuk rakyat kecil bisa berusaha di negeri Anda. System standar, peraturan, perijinan dlsb. hanya mudah diakses lagi-lagi oleh pengusaha besar. Yang bisa berproduksi dan menjual dagangannya adalah orang yang sudah kaya. Pernah saya lihat di negeri Anda ada petani yang mau menjual sayur-mayur hasil panenannya langsung ke konsumen, malah di gerebeg oleh tentara layaknya petani ganja saja. Anda tuduh petani ini membahayakan rakyat Anda hanya karena menjual sayur –mayur yang belum disertifikasi. Oh, Please deh...Obama !. Anda harus fasilitasi agar rakyat miskin Anda bisa dengan mudah berproduksi dan menjual hasil produksinya – sama mudahnya dengan rakyat Anda yang kaya !. Akses pasar inilah sarana pemerataan kesejahteran rakyat Anda yang paling efektif – agar ekonomi Anda tidak digilas oleh musuh bebuyutan Anda yaitu China !”.

Sebenarnya saya mau meng-elaborate penjelasan saya lebih lanjut, tetapi santri-santri kecil kami sudah tidak sabar untuk ikut nimbrung menasihati Obama dengan celetukan-celetukannya : “Anda harus menghentikan perang di negeri-negeri yang bukan urusan Anda” ; “Anda harus berhenti menganggap pesantren-pesantren seperti ini adalah mengajarkan terorisme”. “Anda harus mendukung setulus hati Anda untuk kemerdekaan Palestina” ; “Anda harus berhenti membiayai Israel untuk memusuhi saudara kami di Palestina” ; “Anda harus ber-shahadat...” dlsb.dlsb.

Karena banyaknya celetukan yang bener dari para santri ini – sampai team Obama kewalahan mencatatnya.

Kemudian saya minta anak-anak diam, untuk memberi kesempatan ustad-ustad ikut bicara. Maka dengan wibawanya ustadz-ustadz tersebut hanya mengungkapkan dua kata saja yaitu ‘Aslim Taslam’, karena Obama nggak ngerti maksudnya, dia bertanya : “Apa ? ”, sambil mendekatkan telinganya ke-arah ustad yang mengucapkannya, kemudian ustad tersebut memperjelas dalam bahasa Indonesia ‘Masuklah Islam Agar Anda Selamat !’. Dia mengangguk - tetapi kami tidak tahu apakah karena paham dan akan melaksanakannya atau sekedar ingin menyenangkan kami yang sudah sedari tadi menasihati mereka.

Sampai disini saya terbangun dari ‘mimpi’ dengan puas, meskipun hanya ‘mimpi’ – saya bersyukur telah berani ‘bermimpi’ menasihati orang yang konon paling berkuasa di muka bumi ini, namun justru karena kekuasaannya-lah ekonomi dunia kini berada di tebing jurang. Maka dibutuhkanlah nasihat yang tidak biasa untuk mereka, nasihat dari orang kecil di pesantren kecil – tetapi memiliki ‘mimpi’ yang besar – ‘mimpi’ untuk menjadikan santri-santri kami kelak sebagai ustadziyatul ‘alam . InsyaAllah.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2010-2011 Ayahama's Update on Trading Commodities Gold and Silver, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger