Emas Ajang Investasi Paling Aman

/ Wednesday, September 7, 2011 /
Oleh : Bachtiar Adamy

EMAS. Tak ada yang tak mengenal dengan emas. Sejak zaman dulu komoditas bernilai tinggi ini sudah menjadi lambang kekayaan bagi seseorang yang menyimpan logam mulia ini.

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat kita. Apalagi pedagang, jika ada laba misalnya dari dagangannya pasti menyisihkan untuk membeli emas sebagai cadangan modal.

Masih ingat di zaman perintis kemerdekaan saudagar-saudagar Aceh menjual emas simpanannya untuk membeli sebuah pesawat terbang (Seulawah) lantas disumbangkan bagi kepentingan perjuangan merebut kemerdekaan dari cengkeraman penjajah.

Tulus

Presiden Soekarno menyambut hangat atas ketulusan rakyat Aceh demi tanah tumpah darah, tanah air tercinta. Itu fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri.

Meski tak bisa lepas dengan catatan sejarah. Zaman terus berkembang dengan berbagai perubahan. Namun yang namanya emas tetap saja emas.

Belakangan ini emas kembali jadi buah bibir di tengah masyarakat menyusul harga logam mulia ini semakin berkilau.

Lihat saja di etalase toko emas terdapat berbagai jenis barang perhiasan. Begitu menarik diukir para perajin profesional. Sekarang harga emas di pasaran sudah lebih setengah juta rupiah/gram.

Kenapa harga emas terus menjulang? Emas bukan lagi sekadar untuk digunakan sebagai barang perhiasan terutama bagi kaum ibu. Tapi sudah menjadi komoditas bisnis yang penuh spekulatif.

Masih terngiang di telinga kita krisis ekonomi 2008 lalu harga saham sempat berguguran ke level paling rendah. Tapi bayangkan harga emas tetap saja normal atau melejit.

Lantas setelah tiga tahun krisis berlalu. Kini muncul isu perekonomian global memasuki zona bahaya baru.

Akibat krisis keuangan Eropa dan Amerika Serikat. Bahkan dilaporkan perbankan Eropa seperti di Perancis kesulitan berkiprah.

Akankah muncul krisis jilid II. Bank Dunia memang sudah memperingatkan tentang bahaya tersebut agar negara lain cepat mengantisipasi dengan kebijakannya sendiri.

Kekuatiran itu menjalar di benak para investor. Mereka mengalihkan sebagian investasinya dari bursa saham ke emas karena dinilai aman.

Seperti diungkapkan Franky, pemilik Toko Emas di Kesawan Medan. Logam mulia ini lebih serasi bagi investasi karena nilainya lebih nyata maupun harganya lebih terjamin aman.

"Berbeda dengan saham atau surat berharga lainnya produk sebuah perusahaan. Emas berbentuk barang bisa disimpan sepanjang masa. Gampang digadai atau dijual kapan saja kalau lagi membutuh uang tanpa memandang dari perusahaan mana kita membeli emas tersebut", tutur Dayan Sutomo, Ketua Komite Tetap Sentra UMKM Kadinsu.

Emas sudah menyatu dalam kehidupan dan peradaban manusia. Negara-negara kaya minyak sudah pasti menyimpan emas sebagai cadangan devisanya. Seperti halnya Saudi Arabia sebut H Hermansyah,SE, bahkan negara kerajaan itu mencetak mata uangnya (Dinar) dari emas. Barangkali itu sebabnya harga barang di Arab Saudi tidak gonjang-ganjing.

Jika ancaman krisis keuangan Eropa dan Amerika Serikat berimbas lebih luas, Dayan memprediksikan investor berinvestasi di logam mulia. Jadi, emas merupakan ajang investasi yang paling aman saat ini.

Bahkan sekarang ajang bisnis emas bukan cuma di Pegadaian. Perbankan Syariah mulai berbisnis dengan emas. Lihat saja salah satu produk perbankan syariah berbasis emas. Itu setelah terbit kebijakan pemerintah yang membolehkan bank menjalankan bisnis tersebut.

Seperti halnya Bank BRISyariah memiliki produk unggulan Kepemilikan Logam Mulia atau KLM. Ini sebagai pelindung nilai aset dengan emas dalam sistem perbankan nasional.

"Sebelumnya bank syariah ini mengembangkan produk Gadai (pinjaman dalam bentuk gadai emas untuk kebutuhan konsumtif dan modal kerja)", jelas Ridwan Muchlis, Pimpinan BRI Syariah Kantor Cabang Induk Medan.

Tak heran, emas dalam jangka panjang harganya naik. Bukan hanya berfungsi sebagai lindung nilai aset nasabah. Logam mulia ini menurut Ridwan juga memiliki manfaat sebagai lindung nilai terhadap aset seiring kontinuitas kenaikan harga emas dari tahun ke tahun.

Alternatif

Emas merupakan alternatif lindung nilai yang aman untuk menjaga portofolio aset dan sangat likuid.

Fungsi lindung emas bisa dilihat sebut Ridwan dari fakta biaya menunaikan ibadah haji. Pada 1997 biaya haji membutuhkan 310 gram emas. Namun pada 2007 turun menjadi 145 gram emas. Pada 2010 turun lagi menjadi 95 gram emas sudah bisa berhaji.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan nilai uang kertas di mana biaya haji selalu meningkat dari tahun ke tahun jika menggunakan standar uang kertas (misalnya Rupiah).

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2010-2011 Ayahama's Update on Trading Commodities Gold and Silver, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger